Pendidikan
telah menjadi salah satu aspek penting yang dibutuhkan seluruh Dunia untuk
membentuk sebuah karakter manusia yang berkualitas. Pendidikan juga sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani
bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul
generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon
terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan
sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi
tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan
harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak
azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara
optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Guru adalah salah satu unsur manusia
dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang
tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas
menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai
pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia
susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik
mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga
profesional agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan
mandiri. Djamarah berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan
tugas dan tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas
yang berat dari seorang guru ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh
guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam
proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan
tugasnya.
Menurut Aqib guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan
pendidikan di sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan
belajar mengajar. Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang
berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan
mutu pendidikan.
Kompetensi profesional guru dalam hal ini masih relatif
rendah. Berdasarkan hasil Tes Kompetensi Guru yang dilakukan Depertemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutran Pertama yang bekerja sama dengan Pusat Penilaian
Pendidikan pada Tahun 2018 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru
hanya mencapai 44,5 %. Angka ini masih relatif jauh di bawah standar nilai
kompetensi minimal yang diharapkan yaitu 70 %.
Pada dasarnya tingkat kompetensi profesional guru
dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri yaitu bagaimana guru
bersikap terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar yang diprediksi
berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru yaitu kepemimpinan
kepala sekolah, karena kepala sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah.
Sikap guru terhadap pekerjaan
merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut
untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya.
Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam
menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru memiliki sikap
positif terhadap pekerjaannya, maka
sudah tentu guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga
pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian
pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya,
pastilah dia hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas
belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap
pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini
sekolah amatlah sentral.
Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun
unsur-unsur yang masing masing baik secara perorangan maupun kelompok melakukan
hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain
adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf,
peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran
dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan
personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan di sekolah.
Keberhasilan suatu sekolah pada
hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala
sekolah. Sedangkan Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan
proses pendidikan dan proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi
tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di
sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan
bagi keberhasilan sekolah. bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah.
Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah. Oleh sebab
itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan
sekolah.
Tujuan
- Melakukan analisis tentang pendidikan yang ada di Indonesia secara merata
- Memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukan
- Memberikan solusi tentang bagaimana caranya agar pendidikan di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan berkualitas
- Merubah mindset orang orang tentang pendidikan itu tidak berguna
- Menyadarkan semua orang bahwa pada dasarnya pendidikan itu sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat
Pentingnya Kolaborasi Untuk
Mewujudkan Pendidikan Yang Lebih Baik
Di era
globalisasi yang semakin maju dalam berbagi aspek, membuat kita harus selalu berinovasi serta berkreatifitas untuk bisa
bersaing dengan berbagai negara diseluruh Dunia. Namun pada kenyataannya, dalam
aspek pendidikan kita sangat tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain,
karena sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu profesor dari
Harvard University, bahwa beliau melakukan sebuah penelitian terhadap anak anak
yang bersusia 15 tahun di Jakarta dan alhasil faktanya kita tertinggal 128
tahun dibandingkan negara lain.
Bahkan
sesuai dengan hasil yang telah dilakukan oleh PISA 2018, bahwa negara kita
berada pada posisi 62 dari 70 Negara dengan minimnya literasi atau minat baca.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan melemahnya pendidikan di Indonesia, yang
jelas sebagai warga negara yang baik dan penerus bangsa kita harus memperbaiki
dan membenahi masalah yang ada sebelum akhirnya bertambah besar.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia,
kita mempunyai banyak sekali berbagai macam masalah. Selain masalah biaya,
kurangnya kesadaran siswa terhadap minat belajar, dan fasilitas yang tidak
memadai. Lalu jika ditelusuri dari hal terkecil dalam pendidikan di sekolah,
adanya sistem ranking di kelas dapat menyebabkan orang orang semakin tidak
percaya diri (khusunya bagi mereka yang mendapatkan ranking-ranking akhir) dan
hal ini akan memancing mereka untuk membuat perkumpulan anak-anak pintar dan
anak-anak kurang pintar.
Berbicara tentang kepintaran
seseorang, kita tidak bisa menilai seseorang dari kemampuan akademiknya saja.
Namun, semua orang memiliki bakat dan potensinya masing masing. Hal inilah yang
seharusnya lebih diperhatikan oleh guru untuk menunjang kesuksesan meraka dari
berbagai bidang.
Sesuai dengan
penelitian yang telah saya lakukan pada beberapa sekolah yang ada di Indonesia,
ternyata faktor yang tidak kalah pentingnya untuk memperbaiki karakter
seorang siswa adalah faktor
lingkungan (teman). Terkadang seorang teman bisa saja mengajak temannya untuk
senantiasa memberikan semangat dalam belajar ataupun sebaliknya, tergantung kepada
pemikiran masing masing individu. Namun, saya percaya apabila seorang teman
saling mengingatkan satu sama lain dalam hal kebaikan contohnya belajar, maka
kualitas pendidikan di Indonesia lambat laun akan meningkat secara efisien.
Lalu faktor
selanjutnya yaitu cara mengajar guru dikelas. Karena pada dasarnya apabila pengajaran
yang guru berikan tidak membuat bored
(bosan) para siswanya, maka tingkat konsentrasi dan semangat belajar siswa akan
meningkat, hal inilah yang nantinya akan menjadikan kualitas pendidikan kita
menjadi lebih baik. Namun kita tidak bisa memukul rata semua guru yang mengajar
dikelas bisa memberikan kenyamanan ketika proses pembelajaran karena pada
dasarnya mereka memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Tapi, setidaknya
saya berharap semua guru dapat membuat seluruh siswanya mengerti akan apa yang
mereka sampaikan.
Selain
faktor lingkungan dan cara mengajar guru, faktor yang tidak kalah pentingnya
yaitu sarana dan prasarana. Karena banyak sekali siswa yang memliki bakat atau
potensi tertentu namun, karena fasilitas disekolahnya tidak memadai dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan siswa, hal inilah yang menyebabkan siswa malas belajar
karena bakat atau potensinya tidak didukung oleh sekolah atau lembaga
pendidikan. Maka dari itu dibutuhkan sekali peran pemerintah dalam mewujudkan
impian para siswa agar bisa mengembangkan bakat atau potensi yang mereka miliki
khususnya dalam bidang non akademik.
Berbicara tentang sistem pendidikan
yang ada di Indonesia, diperlukan sistem pendidikan yang
responsif terhadap perubahan dan tuntutan zaman. Perbaikan itu dilakukan mulai
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Oleh karena
itu, bangsa Indonesia harus menggunakan sistem pendidikan dan pola kebijakan
yang sesuai dengan keadaan di Indonesia. Namun pada kenyataannya, Kurikulum
hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan
kebutuhan
masyarakat. Sehingga, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif.
Kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah
atau di daerah - daerah terpencil. Sehingga para lulusan hanya pintar cari
kerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Padahal lapangan
pekerjaan terbatas
Kesimpulannya, untuk membantu
mengatasi masalah pendidikan dibutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan, menjaring kerjasama untuk memperoleh dana
pendidikan, dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Lembaga
perantara tersebut bekerjasama dengan pemerintah, pihak swasta, dan kelompok
masyarakat untuk bersama-sama memberbaiki kualitas pendidikan di Indonesia
mengingat tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Karena pada dasarnya, pendidikan
adalah aspek yang sangat penting dari suatu negara. Jika pendidikannya baik
maka negaranya pun akan maju dan tentunya akan menjadi sorotan atau kiblat bagi
negara lain. Disini dibutuhkan para generasi penerus yang mampu dan ingin
membantu pemerintah untuk bisa memperbaiki kualitas pendidikan. Karena pada
saat ini yang kita butuhkan adalah kolaborasi
bukan kompetesi yang dimana kita
butuh aspirasi dan saran dari semua aspek ( guru, pelajar, pemerintah dll) untuk
saling bekerjasama dalam memperbaiki kekurangan yang kita miliki.
Saya percaya apabila semua aspek
pendidikan bersatu saling bahu membahu untuk menciptakan kualitas pendidikan
yang lebih baik maka apa yang kita harapkan lambat laun akan menjadi kenyataan
bukan hanya sebuah hayalan semata. Maka dari itu mari kita sama sama wujudkan
pendidikan yang lebih baik agar semua masyarakat bisa merasakan manisnya arti
sebuah pendidikan yang sesungguhnya.
Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih sangat
rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain.
Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan
standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya
yang menjadi penyebabnya yaitu:
(1). Kurannya sarana dan prasaran
(2). Rendahnya kualitas guru dalam mengajar
(3). Kurangnya kesadaran untuk saling mengingatkan dalam
kebaikan
(4). Kurangnya kolaborasi antar indovidu maupun kelompok
(5). Sistem pendidikan yang belum merata
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas
adalah dengan adanya kolaborasi antar semua aspek pendidikan (guru, pelajar,
pemerintah dll) yang dimana saling melengkapi satu sama lain untuk menutupi dan
memperbaiki kualitas pendidikan.
Semoga bermanfaat ..